BREAKING NEWS

Selasa, 17 Februari 2015

Jepang Keluar Resesi, Tapi PDB di Bawah Prediksi


Ekonomi Jepang berhasil bangkit dari resesi di kuartal keempat tahun lalu, namun tingkat pertumbuhan di bawah harapan karena pembelanjaan yang masih rendah.

PDB tumbuh 2,2% selama Oktober-Desember, berkat peningkatan ekspor yang didukung oleh depresiasi yen. Namun angka itu lebih rendah dari prediksi 3,7%, mengindikasikan pemulihan masih rentan akibat dampak kenaikan pajak penjualan. Secara per kuartal, PDB tumbuh 0,6%, di bawah proyeksi 0,9%, tapi menandakan keluar dari resesi setelah dua kuartal sebelumnya kontraksi.

Ekonomi Jepang terjerumus resesi setelah kontraksi 1,9% di kuartal ketiga yang menyusul 7,1% kontraksi di kuartal kedua. Ekonomi merana ketika konsumen mengurangi pembelanjaan karena kenaikan pajak penjualan menjadi 8% pada April 2014, memaksa pemerintah menunda kenaikan kedua yang seharusnya dilakukan Oktober lalu.

Setelah pengumuman data itu, Menteri Ekonomi Akira Amari menyampaikan pernyataan optimistis, dengan mengatakan ekonomi masih dalam jalur pemulihan. Menurutnya, sentimen konsumen terus membaik dan prospek ekonomi terlihat positif.  Data ini tentu juga menjadi bahan pertimbangan BOJ, yang akan menggelar rapat besok.

Tingkat konsumsi, yang mengkontribusi 60% aktivitas ekonomi, hanya naik 0,3% di kuartal keempat, di bawah prediksi 0,7%. Pembelanjaan modal hanya naik 0,1% setelah merosot di dua kuartal ketiga dan kedua. Hal ini mengindikasikan bahwa kebijakan moneter agresif BOJ belum mendorong perusahaan menambah investasi.

Memberi secercah harapan, ekspor menambah 0,2% ke angka PDB. Pemerintah Jepang memang berharap peningkatan ekspor, namun salah satu masalahnya kini adalah kondisi ekonomi global masih kurang menggembirakan. Meski ekonomi AS tumbuh pesat, di belahan dunia lain, seperti China, sedang dirundung perlambatan. Bahkan ekonomi Eropa sedang dilanda resesi.

Meski demikian, para ekonom melihat adanya peluang dari penurunan harga energi. Turunnya harga minyak 50% sejak pertengahan 2014 memberi ruang untuk konsumen menambah pembelanjaan dan mengurangi biaya untuk kegiatan produksi perusahaan.

Sumber : Strategydesk




Share this:

Posting Komentar

 
Back To Top
Distributed By Blogger Templates | Designed By OddThemes